Periode 1993-1998
Bermula saat sekelompok bobotoh fanatik PERSIB yang biasa“menghuni” tribun selatan mencetuskan ide untuk menjawab totalitas “sang idola” PERSIB Bandung di lapangan dengan sebuah totalitas dalam memberi dukungan, maka setelah melalui beberapa kali pertemuan yang cukup alot dan memakan waktu, akhirnya terbentuklah sebuah kesepakatan bersama
. Tepatnya pada Tanggal 17 Juli 1993,
disebuah rumah dibahu jalan Kancra no. 34, diikrarkanlah sebuah kelompok
Bobotoh dengan nama VIKING PERSIB CLUB.. Adapun pelopor dari pendiriannya
antara lain ; Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule, dan
Aris Primat dengan dihadiri oleh beberapa Pioner Viking Persib Club lainnya,
yang hingga kini masih tetap aktif dalam kepengurusan Viking Persib Club. Nama
VIKING diambil dari nama sebuah suku bangsa yang mendiami kawasan skandinavia
di Eropa Utara. Suku bangsa tersebut dikenal dengan sifat yang keras, berani,
gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang
menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari “Pengadopsian” nama
VIKING kedalam nama kelompok yang telah dibentuk. Secara demonstratif, Viking
Persib Club pertama kali mulai menunjukan eksistensinya pada Liga Indonesia I —
tahun 1993, yang digemborkan sebagai kompetisi semi professional pertama di
Tanah Air kita. Slogan “PERSIB SANG PENAKLUK” begitu dominan terlihat pada
salah satu atribut yang dipakai anggotanya. Viking dimasa ini masihlah sangat
tradisional dan belum menunjukkan geliat sebagai sebuah organisasi yang utuh
secara profesional, bahkan pada awalnya mereka tidak mempunyai homebase dan
menjadikan halaman sekretariat PERSIB di Jalan gurame sebagai tempat berkumpul.
Seiring waktu kehadiran mereka yang merajai tribun selatan pun mulai dikenal
dan diakrabi bobotoh, banyak pula yang berminat untuk menjadi bagian dari
Viking, pendaftaran anggota pun mulai dibuka lebar.Bermula saat sekelompok bobotoh fanatik PERSIB yang biasa“menghuni” tribun selatan mencetuskan ide untuk menjawab totalitas “sang idola” PERSIB Bandung di lapangan dengan sebuah totalitas dalam memberi dukungan, maka setelah melalui beberapa kali pertemuan yang cukup alot dan memakan waktu, akhirnya terbentuklah sebuah kesepakatan bersama
Periode 1999-2004
Diperiode ini, Viking mengalami penambahan anggota yang cukup signifikan, bahkan karena saking banyaknya anggota maka para pimpinan Viking pun merasa bahwa tribun selatan sudah tak mampu lagi menampung jumlah anggota yang rutin menyaksikan pertandingan PERSIB secara langsung di Siliwangi, akhirnya tribun timur pun menjadi pilihan, terhitung sejak liga Indonesia VI, Viking mulai “hijrah” ke tribun timur dan menunjukkan eksistensi serta dukungan dari tribun dengan “view” yang lebih nyaman dan kapasatitas tempat duduk lebih besar.
Diperiode ini, Viking mengalami penambahan anggota yang cukup signifikan, bahkan karena saking banyaknya anggota maka para pimpinan Viking pun merasa bahwa tribun selatan sudah tak mampu lagi menampung jumlah anggota yang rutin menyaksikan pertandingan PERSIB secara langsung di Siliwangi, akhirnya tribun timur pun menjadi pilihan, terhitung sejak liga Indonesia VI, Viking mulai “hijrah” ke tribun timur dan menunjukkan eksistensi serta dukungan dari tribun dengan “view” yang lebih nyaman dan kapasatitas tempat duduk lebih besar.
Diperiode ini
pulalah, tepatnya medio 2002-2003, Viking mengalami sebuah momentum penting
saat Yudi Baduy sang sekretaris umum mulai sibuk dengan rutinitas dan
pekerjaannya sehingga Viking membutuhkan darah segar untuk tetap menjaga
dinamika roda organisasi, dan masuklah Budhi Bram, keterlibatannya bersama
Viking dimulai saat yang bersangkutan menggarap album Kompilasi yang pertama.
Seiring waktu, akhirnya Budhi Bram resmi menjabat sebagai sekretaris umum
Viking yang baru.
Pada masa ini
pulalah Viking yang tetap di pimpin oleh dwitunggal Herru Joko sang ketua umum
dan Sang Panglima,Ayi Beutik mulai tumbuh sebagai organisasi yang sesungguhnya,
seluruh potensi organisasi pun terus dioptimalkan untuk mendatangkan manfaat
bagi PERSIB dan Viking sendiri. Viking dengan jumlah anggotanya yang mencapai
ribuan orang mulai dilirik oleh berbagai perusahaan dan menjalin beberapa
kerjasama dalam event-event besar. Tercatat berbagai perusahaan, mulai dari
rokok, selular hingga clothing pernah menjalin kerjasama dengan Viking Persib
Club.
lama kelamaan aksi
Viking tak hanya sekedar bersorak di stadion, namun aktivitasnya mulai
menyentuh berbagai aspek kehidupan, seperti bakti sosial, sunatan masal,
kompetisi-kompetisi kreatif dll. Dimasa ini pulalah Viking mulai menjalin
simpul-simpul signifikan dengan pihak-pihak yang strategis, seperti walikota
Bandung dll.
Periode 2005-2009
Dimasa ini Viking semakin mapan dan dewasa, bahkan sisi komersil pun mulai teroptimalkan secara elegan. Lihat saja kelahiran Viking Persib fanshop yang bergerak dibisnis properti supporter, ataupun album digital dan bisnis RBT serta website resmi www.vikingpersib-club.com yang digarap oleh Viking, semakin menunjukkan ke-profesionalan organisasi ini. Jangan lupakan pula kehadiran PERSIB magz yang fenomenal dan sempat mewarnai dunia media soporter ditanah air dan berganti nama menjadi majalah
Dimasa ini Viking semakin mapan dan dewasa, bahkan sisi komersil pun mulai teroptimalkan secara elegan. Lihat saja kelahiran Viking Persib fanshop yang bergerak dibisnis properti supporter, ataupun album digital dan bisnis RBT serta website resmi www.vikingpersib-club.com yang digarap oleh Viking, semakin menunjukkan ke-profesionalan organisasi ini. Jangan lupakan pula kehadiran PERSIB magz yang fenomenal dan sempat mewarnai dunia media soporter ditanah air dan berganti nama menjadi majalah
Idealisme Viking
Persib Club
Viking Persib Club
adalah sebuah kelompok bukanlah organisasi atau fans club dengan segala
aturan-aturan formal yang mengikatnya. Setiap anggota atau Vikers adalah bagian
dari sebuah “Keluarga”, …. Dan layaknya sebuah Keluarga, keberagaman sifat dan
tingkah laku yang berada didalamnya adalah merupakan sesuatu hal yang lumrah,
dan Viking akan selalu berusaha untuk mengakomodir keberagaman tersebut.
Kelompok Suporter
dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, karena didalamnya terdapat sekumpulan
individu yang berinteraksi secara bersama-sama serta memiliki kesadaran
keanggotaan yang didasarkan oleh kehendak dan prilaku yang disepakati. Seperti
kebanyakan kelompok-kelompok Bobotoh lainnya yang turut terlahir sama seperti
halnya Viking Persib Club, yaitu secara Grass Root (dari arus bawah), maka
Viking Persib Club memiliki cara atau cirri khas dalam menyikapi setiap
permasalahan anggotanya. Hubungan pertemanan dan kekeluargaan yang tulus, erat
tanpa pamrih serta rasa persaudaraan yang tinggi menjadi modal yang kuat bagi
VIKING untuk terus eksis selama beberapa dekade.
Keanggotaan Viking
Persib Club yang semakin besar, jelas menuntut sebuah tanggung jawab serta
pengaturan yang sedemikian rupa secara professional, agar dapat lebih terukur
dari segi pendataan, keuangan, rutinitas maupun manajerial, yang tentu saja
membawa dampak tanggung jawab yang sangat besar bagi kepengurusan Viking Persib
Club. Namun tentu saja semua formalitas tersebut tidak akan menghilangkan
warna, ciri khas serta karakter Viking Persib Club. “Viking tetaplah Viking!
Dia harus bercirikan kedekatan yang tulus antar anggotanya dan berkarakter
sebagai sebuah keluarga ataupun geng”
Viking Persib Club
murni lahir secara independen berdasarkan inisiatif dari para Bobotoh dari
golongan grass root. Dalam pandangan Viking, supporter tidak hanya berperan
sebagai “tukang sorak” saat menyaksikan dan mendukung kesebelasan
kesayangannya, tetapi peran supporter harus lebih dari itu! Dia harus menjadi
pembangkit semangat saat tim kesayangannya jatuh bangun menunaikan tugasnya
dilapangan. Supporter juga harus menjadi kekuatan tambahan bagi para pemain
dilapangan, …… intinya, supporter harus menjadi pemain ke-12! Dan VIKING ingin
menjadi pemain ke-12 bagi PERSIB.
Pada saat ini, ……
ketika sepakbola sudah menjadi industri, Peranan Bobotoh buat PERSIB pun
menjadi berkembang tidak hanya sebagai objek pelengkap saja. Bobotoh seharusnya
menjadi bagian dari prestasi dan keberhasilan yang dicapai oleh PERSIB.
Berangkat dari sana, ….. Viking Persib Club pun mulai mengembangkan sayapnya
dalam berbagai bentuk aktualisasi diri, mulai dari peningkatan pengkoordiniran
massa dengan dibentuknya “distrik” di berbagai wilayah pada kantung-kantung
Bobotoh, Penjualan Merchandise, pembuatan album kompilasi Persib, hingga tour
organizer yang menyelenggarakan pemberangkatan rombongan Bobotoh ketika
mendukung PERSIB apabila bermain tandang.